Bahasa Turki: SOP vs SPO dan Pola Logika Aglutinatif yang Luas
Saya masih ingat kala pertama kali belajar Bahasa Turki secara otodidak. Waktu itu saya masih seorang mahasiswa tingkat 3 (semester 5-6). Ketertarikan akan belajar suatu hal baru membuat saya browsing internet berhari-hari untuk mencari dan mengunduh PDF gratis mengenai gramatika Bahasa Turki. Saya menemukan sebuah thread pada salah satu forum pembelajaran bahasa online terkenal dan kebetulan ada pengguna forum yang meng-upload file PDF tentang gramatika Bahasa Turki.
Setelah saya unduh dan pelajari, ada dua komponen unik dalam Bahasa Turki yang menarik perhatian saya saat itu: Formasi kalimat S-O-P (atau O-P-S) dan pola logika agglutinative-nya yang sangat luas. Mari kita bahas satu per satu.
Pola Kalimat Subjek-Objek-Predikat (S-O-P) vs S-P-O
Formasi kalimat S-O-P atau O-P-S yang dimiliki Bahasa Turki memang agak aneh dalam sudut pandang penutur bahasa yang sudah terbiasa dengan pola kalimat S-P-O. Pola kalimat S-O-P atau O-P-S berarti formasi ini secara berurutan lebih mendahulukan objek daripada predikat (kata kerja) dalam membentuk suatu kalimat.
Ibu memasak nasi.
S P O
Ibu nasi memasak.
S O P
Bahasa Turki selalu menempatkan kata kerja (predikat) di akhir kalimat. Dalam sebuah forum tanya jawab online, saya menemukan sebuah argumen bahwa bahasa-bahasa Turkic dan bahasa-bahasa lain yang memiliki pola kalimat S-O-P (seperti Bahasa Korea dan Bahasa Jepang) cenderung kurang efektif dalam menyampaikan maksud kalimat karena penempatan kata kerja yang berada di akhir. Pada pola kalimat S-P-O, jika seorang pembicara tiba-tiba meninggal di pertengahan nafas sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, pendengar setidaknya sudah dapat gambaran umum dari separuh kalimat yang terucap karena penempatan kata kerja yang berada di tengah. Menurut perspektif mereka, keberadaan predikat dalam suatu kalimat lebih penting dibandingkan dengan objek. Karena sebuah predikat dapat menjelaskan maksud dan makna dari suatu kalimat lebih banyak daripada sebuah objek.
Hal ini tidak sepenuhnya benar dan salah dalam pandangan saya. Setiap pola kalimat masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihannya. Dalam satu waktu, pola kalimat S-P-O bisa lebih efektif daripada pola S-O-P. Begini contoh kasusnya:
Seorang pria tua sedang sekarat. Ia hanya mempunyai sebuah pusaka tua yang sangat langka. Pada satu-satunya cucu yang menemaninya kala itu, ia ingin menyampaikan wasiat terakhirnya supaya cucunya jangan pernah menunjukkan pusaka itu kepada para pedagang dari kota A. Ia berkata,"Nak, pusaka itu pada pedagang dari kota A... (jangan pernah tunjukkan)." (si pria tua meninggal sebelum menyelesaikan kalimatnya).
Dalam kasus di atas, cucu pria tua tersebut masih harus berpikir keras dan menerka apa maksud dari perkataan kakeknya. Apa yang harus ia lakukan dengan pusaka tua itu dan apa hubungannya dengan orang-orang dari kota A. Dengan kata lain, wasiat si kakek belum tersampaikan dengan jelas ke cucunya. Sedangkan jika si kakek menggunakan pola kalimat S-P-O, maka ia akan berkata:
"Nak, jangan pernah tunjukkan pusaka itu... " (died)
Maka si cucu sudah bisa sedikit mendapatkan maksud dari wasiat si kakek, yaitu setidaknya ia jangan pernah menunjukkan pusaka tersebut. Dalam arti ia harus menyimpannya di tempat yang aman di mana tidak akan ada seorang pun yang dapat menemukannya, termasuk pedagang dari kota A. Dalam hal ini, setidaknya separuh dari wasiat si kakek sudah berhasil tersampaikan.
Sebaliknya dalam contoh kasus lain, pola kalimat S-O-P justru bisa lebih informatif (dan terkesan spoiler) dibandingkan dengan pola S-P-O:
Sebuah kontes kecantikan tengah digelar. Di akhir kompetisi, juri akan mengumumkan pemenang dari kontes tersebut. Si juri berkata,"Pemenang dari kontes ini, kepada Romlah... " (juri meninggal kena serangan jantung)
Dalam pola S-O-P di atas, pendengar sudah bisa menerka pemenang dari kontes tersebut, yaitu Romlah, bahkan sebelum juri menyelesaikan kalimatnya. Sementara jika pola tersebut S-P-O:
"Pemenang dari kontes ini, diberikan kepada... " (juri meninggal)
Pendengar sama sekali belum mendapatkan informasi atau bocoran apapun mengenai siapa pemenang kontes. Bisa jadi itu Romlah, Juminten, atau Mujiati.
Dalam beberapa kasus lain tentu setiap pola kalimat memiliki kelebihan dan kekurangannya tergantung situasi dan kondisi. Entah si pembicara tengah membahas berita, mengumumkan suatu hal penting, atau berdiskusi kelompok, pola manapun yang digunakan dalam setiap bahasa akan berpengaruh terhadap metode berpikir penuturnya.
Kendati setiap pola memiliki keunikan masing-masing, bagi penutur bahasa berpola S-P-O seperti saya terkadang masih menghadapi kesulitan ketika membaca sebuah kalimat dalam suatu paragraf. Kadang saya masih mengalami kendala dalam mendapatkan maksud dari suatu kalimat panjang yang memiliki beberapa tanda koma, karena berusaha menemukan kata-kata kerja dalam kalimat tersebut. Bagi saya hal ini cuma masalah kebiasaan saja. Dengan sering membaca artikel berbahasa Turki keterbiasaan itu akan datang sendiri.
Pola Logika Aglutinatif Bahasa Turki
Keunikan kedua yang saya temui dalam Bahasa Turki yaitu pola aglutinatifnya yang sangat ekstensif. Secara struktur morfologi, Bahasa Turki termasuk ke dalam bahasa aglutinatif, yaitu bahasa-bahasa yang mana suatu kata dapat mengandung beberapa morfem (imbuhan) yang berbeda untuk menentukan maknanya, di mana semua morfem tersebut dalam setiap aspeknya tidak berubah sama sekali (contohnya dalam pelafalan). Bahasa Indonesia juga termasuk ke dalam bahasa aglutinatif. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Latih
Latihan
Pelatih
Pelatihan
Ev
Evler
Evlerden
Contoh-contoh di atas disebut sebagai aglutinasi atau yang sering disebut sebagai pengimbuhan dalam Bahasa Indonesia. -an, pe-, -ler, dan -den merupakan contoh-contoh morfem atau imbuhan. Dalam contoh tersebut, setiap morfem yang ditambahkan mengubah makna dari suatu kata. Tetapi semua morfem itu tidak mengalami perubahan dalam hal pelafalan maupun penulisan.
Di dalam bahasa aglutinatif, setiap kata dapat mengandung beberapa morfem sekaligus. Penggabungan akar kata dengan beberapa morfem tersebut dapat menghasilkan satu kata yang panjang. Dalam Bahasa Indonesia, kata terpanjang yang dapat dibentuk adalah: Mempertanggungjawabkannya. Terdapat 25 huruf dalam satu kata ini. Jika diuraikan, maka kata tersebut tersusun dari: Mem-per-tanggung-jawab-kan-nya, di mana mem-, per-, -kan, dan -nya adalah morfem, serta tanggung dan jawab adalah akar kata.
Sekarang mari kita cek kata terpanjang dalam Bahasa Turki:
Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebileceklerimizdenmişsinizcesine
Kata tersebut bahkan gak muat dalam satu baris di layar handphone kalian, kan? 'Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebileceklerimizdenmişsinizcesine' adalah kata terpanjang dalam Bahasa Turki menurut Wikipedia. Kata 'Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebileceklerimizdenmişsinizcesine' (I know, gak perlu dibaca full) ini terdiri dari satu akar kata dan mungkin 17 atau 18 morfem, serta mengandung 70 huruf. Di bawah ini saya uraikan kata tersebut berdasarkan uraian di Wikipedia (klik di sini untuk mengakses penjelasan aslinya).
1. Muvaffak: Sukses
2. Muvaffakiyet: Kesuksesan
3. Muvaffakiyetsiz: Tanpa kesuksesan atau tidak sukses
4. Muvaffakiyetsizleş (-mek): Menjadi tidak sukses
5. Muvaffakiyetsizleştir (-mek): Membuat seseorang tidak sukses
6. Muvaffakiyetsizleştirici: Pembuat orang-orang yang tidak sukes
7. Muvaffakiyetsizleştiricileş (-mek): Menjadi pembuat orang-orang yang tidak sukses
8. Muvaffakiyetsizleştiricileştir (-mek): Membuat/Menjadikan seseorang pembuat orang-orang yang tidak sukses
9. Muvaffakiyetsizleştiricileştiriver (-mek): Dengan mudah menjadikan seseorang pembuat orang-orang yang tidak sukses
10. Muvaffakiyetsizleştiricileştiriverebil (-mek): Dengan mudah dapat menjadikan seseorang pembuat orang-orang yang tidak sukses
11. Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebil (-mek): Tidak dengan mudah dapat menjadikan seseorang pembuat orang-orang yang tidak sukses
12. Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebilecek: (Dia yang) tidak akan dapat/bisa dengan mudah menjadikan seseorang pembuat orang-orang yang tidak sukses
13. Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebilecekler: Mereka yang tidak akan bisa dengan mudah menjadikan seseorang pembuat orang-orang yang tidak sukses
14. Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebileceklerimiz: Mereka yang kita tidak akan bisa dengan mudah menjadikannya seseorang pembuat orang-orang yang tidak sukses
15. Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebileceklerimizden: Di antara mereka yang mana kita tidak akan bisa dengan mudah menjadikannya seseorang pembuat orang-orang yang tidak sukses
16. Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebileceklerimizdenmiş: Dia kebetulan berasal dari mereka yang mana kita tidak akan bisa dengan mudah menjadikannya seseorang pembuat orang-orang yang tidak sukses
17. Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebileceklerimizdenmişsiniz: Anda/kalian kebetulan berasal dari mereka yang mana kita tidak akan bisa dengan mudah menjadikannya seseorang pembuat orang-orang yang tidak sukses
18. Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebileceklerimizdenmişsinizcesine: (Bertingkah) seolah-olah anda/kalian kebetulan berasal dari mereka yang mana kita tidak akan bisa dengan mudah menjadikannya seseorang pembuat orang-orang yang tidak sukses
Saya ucapkan selamat bagi yang membaca semuanya sampai habis. *Tepuk tangan
Inilah mengapa saya sebut Bahasa Turki merupakan salah satu bahasa dengan pola logika aglutinatif yang super duper luas. Pola-pola dalam Bahasa Turki sangat bergantung pada pengimbuhan (aglutinasi). Uniknya, tidak ada satu pun imbuhan awal dalam Bahasa Turki. Semua imbuhan ditempatkan di belakang setiap kata dan imbuhan-imbuhan (morfem) tersebut meliputi banyak sekali makna kata yang sering digunakan dalam kalimat.
Pola logika aglutinatif yang luar biasa ekstensif ini menjadikan Bahasa Turki salah satu bahasa 'terpendek' yang ada. Saya sebut 'pendek' karena beberapa ungkapan, frasa, dan makna dapat terbentuk hanya dari beberapa kata; lebih minimalis jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa populer lainnya. Contoh kecil:
Wanita yang datang ke rumahku kemarin adalah bibiku (8 kata)
Dün evime gelen kadın halamdı (5 kata)
Pada kalimat yang sama, bahasa-bahasa lain dapat mengandung antara tujuh sampai sebelas kata untuk mengungkapkannya (Bahasa Inggris 11, Bahasa Arab 7, Bahasa Prancis 11). Memang ini hanya sebagian kecil contoh yang tidak dapat dijadikan sebagai patokan akademis. Tapi saya kira ini cukup membuktikan bahwa Bahasa Turki itu merupakan bahasa yang sangat tersusun dan teratur secara gramatikal serta tidak serumit yang dibayangkan.
Dapat saya katakan Bahasa Turki itu salah satu bahasa yang sangat mudah dipelajari dan dipahami. Bahkan berdasarkan artikel yang saya baca di internet, bahasa rekonstruksi termudah di dunia, Bahasa Esperanto, banyak didasari oleh pola-pola bahasa-bahasa Turkic. Apalagi Bahasa Turki merupakan bahasa fonetis, yang mana artinya setiap huruf (kecuali ğ) benar-benar mewakili suara lafal yang masing-masing berbeda, konstan, regular, dan tidak berubah meskipun dileburkan dalam kata-kata. Sehingga mempelajari abjad Bahasa Turki beserta pelafalannya tidak akan memakan waktu yang lama.
Kendati sangat mudah dipelajari, bagi saya pribadi Bahasa Turki masih agak rumit untuk digunakan, khususnya ketika mengucapkan kalimat-kalimat panjang yang mengandung beberapa kata keterangan. Ini disebabkan ketidakterbiasaan menggunakan pola kalimat S-O-P. Kita masih sangat terpaku dengan penggunaan kata kerja, sehingga ketika kita mencoba berbicara, terkadang (atau mungkin seringkali) hal yang dipikirkan pertama di kepala, bahkan sebelum objek atau kata keterangan sempat terpikirkan, adalah kata kerja (predikat) itu sendiri. Belum lagi sempat terpikirkan imbuhan apa yang tepat digunakan untuk kata kerja tertentu. Di dalam proses inilah kita menghasilkan suara-suara ehhh ketika bingung mau ngomong apa.
Itulah Bahasa Turki dengan segala keunikannya. Awalnya saya mau membagi tulisan ini menjadi dua bagian. Tapi saya urungkan supaya pembaca tidak perlu berganti halaman web dan kehilangan momen membaca. Mudah-mudahan dari coretan kecil ini sedikit banyak ada yang bisa diambil.
Muvaffakiyetsizleştiricileştiriveremeyebileceklerimizdenmişsinizcesine!
Hacı Yusuf Mh. Bandırma, 25 Juni 2020
Komentar
Posting Komentar